Popular Posts

8 Mei 2013


Secara teknis, belajar menggunakan cat air itu mudah. Tambahkan air ke cat air, sapukan kuas ke atas kertas, dan Anda bisa langsung melukis. Dari sinilah awal perjalanan seni yang mengasyikan dan penuh trik bermula.

Berikut ini adalah 10 tips agar Anda bisa menghasilkan karya yang lebih indah dan terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menggunakan cat air.
1. Rasakan Sensasi Warna
Dengan cat air, warna akan selalu lebih pekat (lebih kuat dan gelap) saat masih basah, dan warna akan lebih ringan dan lebih pudar saat mengering. Inilah saatnya Anda belajar membedakan pekat dan pudarnya warna cat air melalui latihan dan pengalaman. Jika Anda merasa warna yang Anda sapukan terlalu pudar atau pucat, maka berilah warna yang lebih pekat dengan menambahkan cat air dan mengurangi penggunaan air, atau tambahkan lapisan baru pada lapisan pertama. Jadi, optimalkan feeling Anda.
2. Lakukan Test Warna
Cat air cepat sekali mengering. Jadi cobalah di kertas bekas atau sedikit sapukan di tepi lukisan sebelum Anda menggunakannya. Dengan cara ini Anda akan tahu corak warna gelap atau terang.
3. Cat Air yang Mengering Bisa Dilarutkan Kembali (Saluble)
Bahkan cat air yang sudah kering sekalipun, dapat dilarutkan kembali dengan air. Anda bisa membasahi kembali cat yang kering tersebut dengan kuas, dan cat tersebut dapat digunakan kembali. Artinya, Anda bisa mengangkat cat kering yang terlanjur Anda gunakan di kertas untuk memperbaiki kesalahan mewarnai, mencerahkan warna dengan menguranginya sebagian dari kertas, atau bahkan mencampurkannya dengan warna yang baru. Tapi hati-hati, jangan membuat larutan atau menggesek-geseknya terlalu sering, karena bisa merusak permukaan kertas cat air Anda.
4. Cat Air Bersifat Transparan
Cat air bersifat transparan. Anda bisa lihat dari lapisan warna yang Anda sapukan, sehingga nyaris mustahil untuk bisa menyembunyikan kesalahan. Tak perlu melawan sifat dasar ini, tetapi bersahabat dan bekerjalah dengan sifat transparan ini.
5. Mulai dari Warna Terang ke Warna Gelap
Karena warna putih cat air berasal dari warna putih kertas, bukan warna putih cat air sendiri, seperti biasa saya sarankan agar Anda mewarnai dari area terang ke area gelap. Mulai dengan warna ringan, lalu temukan cara secara perlahan menambahkannya dengan warna yang lebih pekat. Jangan takut untuk bereksperimen menggunakan warna gelap secara bertahap. Saya jamin, ini akan jadi pengalaman yang mengasyikan untuk Anda.
6. Gunakan Kuas Laik Pakai
Jika Anda hanya punya satu, kuas terbaik akan lebih membantu Anda daripada kuas murahan yang mudah renggang dan rontok. Kuas yang baik juga menyelamatkan Anda dari putus asa dalam belajar melukis. Kuas yang baik akan bertahan bentuknya sehingga Anda bisa membuat sapuan dengan jelas dari satu titik. Selain itu, Anda juga bisa menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Jadi tak ada salahnya mengeluarkan uang lebih untuk karya terbaik.
7. Jangan Tambahkan Terlalu Banyak Air
Hindari kecerobohan menambahkan air setelah Anda membilas kuas dengan mengelapnya menggunakan lap kering sebelum Anda menggunakannya lagi. Jika Anda terlanjur menempelkan terlalu banyak cat di kuas dan Anda ingin menguranginya, maka gunakanlah lap kering bersih dengan membersihkan perlahan dari logam penjepit rambut kuas bergerak ke ujung rambut kuas. Cara ini bisa mencegah rambut kuas dari kerontokan dan menjaga bentuknya seperti semula.

8. Kertas Cat Air itu Berbeda-beda
Ada berbagai varian kertas cat air. Yang membedakan bukan hanya ketebalannya, tetapi juga tekstur permukaannya dan tingkat putih warnanya.
9. Regangkan Kertas Tipis Anda
Semakin banyak warna yang Anda aplikasikan dan semakin tipis kertas yang Anda gunakan akan semakin memungkinkan kertas Anda mengerut. Hal ini dapat dicegah dengan meregangkan kertas Anda terlebih dahulu sekencang mungkin.
10. Awas, Cairan Masker
Cairan masker (Masking Fluid) atau frisket sangat berguna untuk memblok area tertentu yang tidak ingin kita warnai. Tapi perhatikan dulu kualitas kertas yang Anda gunakan. Masking Fluid akan merusak kertas jika Anda tidak bisa menggunakannya. Masking fluid harus diangkat setelah kertas benar-benar kering. Saya tidak merekomendasikan penggunaan masking fluid, karena membatasi warna pada area tertentu tidak akan sesulit yang Anda kira.

Tips Cat Air: Pencerminan di Air

Membuat pencerminan di air akan sangat mudah bila Anda sudah memahami beberapa prinsip dasarnya. Prinsip dasar ini sama sekali tidak berhubungan dengan aturan seni tentang komposisi atau posisi menangkap obyek, tetapi lebih simple dari itu.
Di bawah ini saya gambarkan beberapa pencerminan yang sering kita lihat pada lukisan pemandangan. Bayangkanlah Anda sedang duduk di atas perahu dayung di sebuah danau sehingga garis horizontal mata (eye-line)Anda sejajar dengan permukaan air.

Gambar A adalah contoh sederhana pencerminan benda pada air yang tenang dan gambar B adalah cerminan benda pada air yang sedikit bergerak. Perhatikanlah 2 hal berikut. Kedua pantulan bayangan berbentuk vertikal di bawah obyek yang dipantulkannya. Bayangan akan lebih terang jika benda yang dipantulkan berwarna gelap, dan bayangan akan lebih gelap jika benda yang dipantulkan berwarna terang. Dengan kata lain, perubahan kontras warna (terang ke gelap) berangsur memudar dari obyek yang dipantulkannya.
Saya menampilkan pengurangan kontras warna dengan memberi warna kelabu untuk pantulan obyek yang berwarna coklat.
Pada gambar C (kiri) saya tampilkan pencerminan obyek yang benar. Sedangkan pada gambar di sebelahnya saya berikan 2 buah contoh pencerminan yang tidak tepat.
Pada gambar C (kiri) pantulan bayangan disesuaikan dengan garis merah vertikal yang terputus-putus. Perhatikanlah tiga titik hitam pada benda tersebut. Setiap titik hitam pada benda akan berhadapan langsung dengan titik hitam pada bayangannya.
Gambar D adalah contoh teknik yang efektif dan sederhana untuk menggambarkan bayangan pada air yang sedikit bergerak dan tertiup angin. Untuk menggambarkan pencerminan ini biasanya digunakan kuas runcing (rigger) untuk menghasilkan bayangan yang panjang, tipis dan kokoh.
Selain itu boleh juga ditambahkan dua garis bergelombang yang bertumpang tindih dengan panjang yang sama. Tapi jangan terlalu dibuat sama agar tidak terkesan terlalu direncanakan.
Pada dua gambar di bawah, saya gambarkan benda E yang condong mendarah ke Anda dan benda F yang condong menjauh dari Anda. Ingat, pandangan Anda terhadap benda-benda ini adalah dari tempat Anda duduk di atas perahu dayung. Jadi, semua pencerminan bayangan yang Anda lihat akan berbeda-beda panjangnya.
Jadi, pada benda yang condong mendekati Anda di atas air (E) Anda hanya melihat benda dari perspektif Anda, selain penceminan benda tersebut secara keseluruhan. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena Anda melihat benda tersebut dari sisi berbeda bergantung pada sudut pandang Anda. Penglihatan Anda nampak sedikit menaik pada benda tersebut, tetap agak sedikit menurun pada bayangannya.
Pada benda F terjadi hal yang sebaliknya. Jika pada benda yang condong ke arah Anda cerminan bayangannya akan lebih panjang, maka pada benda yang condong menjauh dari Anda cerminan bayangan akan lebih pendek dari benda yang dicerminkannya.
Selanjutnya, ada area lain yang sering membingungkan. Ingatlah satu hal, pencerminan bayangan selalu tampak vertikal di bawah benda yang dicerminkannya. Teori ini tidak akan berubah. Namun, bayangan benda bisa saja berubah. Bayangan benda akan bergerak dan memanjang, tergantung dimana posisi matahari.
Jadi, jika ada sebuah benda (seperti gambar di samping) berdiri dekat dengan sisi air, maka akan dicerminkan dengan panjang yang sama dengan benda tersebut. Anda juga bisa mengisyaratkan bayangan benda yang mengarah jatuh ke air jika benda itu cukup panjang. Lalu tambahkanlah cerminan bayangannya vertikal seperti telah saya contohkan sebelumnya.
Sekarang, ketika Anda ingin menambahkan cerminan obyek (dalam contoh ini sebuah gereja) yang berjarak cukup jauh dari air, seberapa besarkan cerminan bayangannya yang harus ditampakkan? Gampang! Cobalah bayangkan cerminan dimulai dari dasar gereja yang ada di atas tanah. Gereja tersebut tampak memiliki halaman berjarak beberapa meter dari air.
Saya menambahkan garis putus-putus dari tempat dimana seharusnya cerminan gereja ini dimulai (menurut teori). Tetapi tentu saja harus dilihat dari sudut pandang Anda di atas perahu dayung. Tidak terlalu banyak cerminan menara gereja tersebut yang akan Anda lihat di air.
Semudah itulah jika kita ingin menambahkan ilusi pencerminan benda di air. Sekarang, cobalah sendiri.
Selamat berkarya.

Menggambar Perspektif

Menggambar perspektif adalah suatu cara menggambar dengan membuat ilusi obyek dalam posisi dekat, sedang atau jauh. Obyek akan tampak semakin kecil ketika menjauh dari pandangan mata kita. Bentuk obyek juga akan berubah, bergantung pada tinggi dan sisi obyek saat kita melihatnya
Gambarkan atau bayangkanlah sebuah garis lurus horizontal (eye-line) sejajar kedua mata Anda. Mulailah dengan goresan tipis saja agar mudah dihapus jika salah. Lalu perjelas goresan Anda setelah Anda yakin bahwa gambar Anda sudah benar. Kita menyebutnya eye-line karena tinggi garis yang kita buat sejajar dengan tinggi mata saat kepala tegak.
Perhatikan gambar di samping. Pada gambar A garis horizontal (eye-line) dibuat 2/3 dari bidang kertas. Perhatikankanlah bahwa penglihatan Anda secara otomatis akan di arahkah ke atas.
Sedangkan pada gambar B garis zorizontal (eye-line) digambar di bagian bawah. Perhatikanlah pula bahwa mata Anda seperti diarahkan ke lantai, seakan Anda ingin melihatnya sambil duduk saja. Pada gambar A Anda bisa melihat bentuk ‘S’ yang lebih besar daripada di gambar B. Tapi perhatikanlah bahwa gambar liku jalan S pada gambar tampak langsung menjauh dari posisi Anda. Gambar B juga sedikit terangkat ke atas eye-linekarena kita melihatnya pada bagian depan dari posisi yang lebih rendah.
Sekarang perhatikanlah gambar yang lebih nyata di samping kiri. Kita akan membuktikan teori yang saya uraikan di atas.
Pada gambar 1, karena garis horizantalnya lebih tinggi Anda dapat melihat warna laut dan bagian dalam perahu lebih banyak dibandingkan pada gambar 2 dimana pada gambar 2 garis horizontalnya di buah di bawah garis tengah gambar. Namun demikian, kedua gambar tersebut memiliki perspektif yang sama-sama benar.
Diagram di bawah ini akan menjelaskan bahwa hanya dengan merubah posisi garis horizontal (eye-line) Anda dapat mengubah perspektif sebuah gedung dengan sangat mudah. Saya sudah menambahkan garis putus-putus segaris dengan pintu, atap dan jendela gedung.
Sedangkan titik ‘VP’ (Vanishing Point) adalah titik awal sumber garis-garis terputus itu akan menyebar. Titik VP akan memudahkan Anda menentukan dari mana seharusnya Anda memulai garis terputus-putus. Anda bisa menambahkan garis perspektif untuk pintu, atap dan jendela sebanyak mungkin untuk membantu Anda. Jika Anda mengikuti cara yang saya uraikan ini, saya yakin, Anda tidak akan salah lagi menentukan perspektif Anda. Selain itu, perhatikanlah pada rumah merah tersebut saya membuat garis hijau sebagai salah satu garis perspektif. Sebenarnya tidak perlu, akan tetapi garis hijau itu akan membantu juga menentukan sisi bawah jendela gedung.

Perhatikanlah bahwa garis merah pada Rumah Merah ini berada di bawah dan di atas garis horizantal (eye-line) hijau. Garis horizontal pada posisi tinggi normal, kira-kira 2/3 dari tinggi pintu. Dengan demikian, Anda akan melihat bagian bawah dan bagian atas gedung dengan proporsional. Jadi, aturan mainnya adalah garis perspektif yang di buat di atas garis horizontal (eye-line) akan mengarahkan mata kita ke atas, sedangkan garis perspektif yang dibuat di bawah garis horizontal (eye-line) akan mengarahkan mata ke bawah. Setelah memahami teori ini, akan sangat mudah menentukan sudut pandang gedung dengan tepat.
Pada gambar Rumah Biru di bawah ini, untuk mendapatkan pandangan dari atas (atap gedung), garis atap gedung dibuat segaris dengan garis horizontal (eye-line). Dengan demikian, maka semua sisi biru dibuat di bawaheye-line tersebut. Otomatis, penglihatan Anda akan terangkat, seakan-akan Anda melihat gedung itu dari lantai atas.

Pada Rumah Hijau kita menggambar garis horizontal (eye-line) segaris dengan bagian bawah gedung. Dengan demikian semua sisi Rumah Hijau di buat di atas eye-linetersebut. Gambar ini pemandangan gedung yang berlawanan dengan Rumah Biru. Kita seakan melihat Rumah Hijau ini dengan tergeletak di lantai.
Lalu bagaimanakah jika kita ingin melihat sebagian obyek dari sisi tertentu? Okay, perhatikanlah bentuk jembatan setengah lingkaran di atas sungai ini. Ingat, kuncinya adalah eye-line.
Bandingkanlah gambar A, gambar B dan gambar C.
Pada gambar A, kita seakan melihat jembatan tersebut sambil duduk di atas perahu tepat di tengah sungai, melihat lurus ke arah lengkung jembatan. Garis horizontal (eye-line) ditandai dengan garis putus-putus berwarna merah.
Pada gambar B (kiri), perhatikan bahwa eye-line dibuat mendekat ke atas lengkung jembatan dengan menggambarkan tepi sungainya lebih miring dibandingkan gambar A.
Saya juga hanya mewarnai bagian kanan lengkung jembatan untuk menekankan pandangan yang semakin menjauh dari tengah sungai, seakan bergerak ke arah kiri.
Pada gambar C, saya menggambar tepi sungai lebih miring lagi, dan mewarnai bagian dalam lengkung jembatan hanya di bagian kiri. Pandangan kita seakan pergi menjauh ke kanan dan semakin jauh dari dinding jembatan. Perhatikan juga, dengan contoh A, B dan C ini kita dapat melihat cerminan air bagian dalam bawah jembatan karena kita melihat cerminan air tersebut dari berbagai sisi.
Nah, terakhir, saya tampilkan gambar A, B dan C bersamaan betapa mudahnya menentukan perspektif suatu obyek. Hanya dengan memindahkan sisi garis pandang dari satu tempat ke tempat lain, mengubah titik pandang ke atas, ke bawah atau ke samping, semua bisa diatur.
Semoga bermanfaat.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih  atas kunjungan teman-teman setia Nakhwah Gallery. Selamat datang buat Anda yang kebetulan nyasar ke blog ini.
Posting Nakhwah Gallery kali akan melatih kita menggambar bunga Iris  dengan memadukan berbagai warna. Semoga bermanfaat.


Langkah 1: Siapkan Gambar yang Ingin Anda Lukis
Setelah Anda mencetak gambar yang ingin Anda lukis, buatlah garis bantu berupa grid atau garis diagonal pada gambar tersebut. (Anda bisa baca kembali posting saya “Optimalkan Template dalam Membuat Sketsa“, -red). Selanjutnya, buatlah versi besarnya di atas kertas cat air Anda.
Gunakan kertas cat air terbaik yang Anda punya (minimal 140 gram) untuk menghindari masalah kertas yang mengerut pada saat pewarnaan basah.

Langkah 2: Gambar Sketsa di Atas Kertas Cat Air
Ikuti setiap sisi seperti pada gambar acuan Anda. Gambar setiap elemennya dengan seksama. Setelah gambar telah selesai, hapuslah garis bantu (grid) tadi dengan penghapus karet yang lunak sebelum memulai pewarnaan.



Langkah 3: Mulailah Mewarnai
Gunakan kuas flat untuk membasahi semua permukaan kertas dengan air bening. Pastikan untuk membasahi semua area di luar bentuk dasar bunga. Pada kertas yang basah tersebut mulailah campurkan warna kuning Cadmium terang dengan hijau. Ketika kertas masih basah, tambahkan juga hijau tua dan biru Cobalt dengan kuas no. 10.

Langkah 4: Menambahkan warna gelap dan sedikit aksen
Setelah proses pewarnaan basah latar belakang pada langkah 3 selesai, kita bisa gunakan pengering rambut untuk mengeringkan kertas. Selanjutnya tambahkan sedikit warna Raw Siena (kuning lembayung) untuk memberi efek gelap pada bunga.
Kita juga mulai menambahkan warna gelap pada daun-daunnya dengan campuran warna hijau gelap dan biru tua.

Langkah 5: Pewarnaan Dasar pada Bunga
Karena bunga Iris kaya akan warna, kita bisa memberikan merah menyala pada daun-daun bunga. Jangan lupa basahi dulu area bunga dengan air bening sebelum memberi warna. Pewarnaan basah akan memberi kesan lembut dan tidak akan menghasilkan warna tegas.
Pada bagian atas bunga gunakan teknik wet-in-wet dengan merah untuk memberi rona segar pada area putih bunga.

Langkah 6: Menambahkan Bayangan Obyek
Gunakan biru cobalt dengan sedikit sentuhan ungu dioxazine sebagai bayangan dasar bunga. Kita mulai lebih memperhatikan foto untuk memastikan bentuk dan kombinasi warna tegas dan warna lembutnya.
Kemudian tambahkan ungu dioxazine untuk memberi warna bayangan pada daun bunga.

Langkah 7: Modifikasi dan Menyimpang dari Gambar Sesungguhnya Sesuai Keinginan
Kebetulan, latar belakang pada tanaman ini adalah dinding batu bata. Mungkin batu bata akan membuat lukisan ini tampai terlalu ramai. sehingga kita bisa mengganti latar belakangnya dengan campuran warna gelap Pthalocyanine Blue dan Burnt Umber untuk menandakan bayangan bunga dengan semua daunnya.
Kedua warna ini akan memberikan warna biru gelap, hijau yang meriah dan kecoklatan jika kita mencampurkannya dalam komposisi yang berbeda.

Langkah 8: Memberi Efek Pencahayaan
Selanjutnya, kita mulai berkonsentrasi pada pola terang dan gelap pada dedaunan.
Dengan menggunakan cahaya kuning Cadmium, hijau muda, hijau tua, hijau kebiruan dan biru Cobalt kita bisa bereksplorasi hingga kita bisa mendapatkan efek cahaya matahari pada tumbuhan ini. Perhatikan kembali gambar pada foto agar lukisan ini tampak semakin alami.
Untuk batangnya kita bisa gunakan warna hijau muda, kuning Raw Siena dan kuning Burn Umber.

Langkah 9: Membuatnya Tampak Nyata
Sentuhan akhir pada tiap bunga bisa kita tambahkan ungu Dioxazine, Merah Hati dan Biru. Gunakan kuas no. 6 untuk menambahkan guratan dan tekstur pada bunga.
Selamat berkarya.

Melukis Aktivitas Nelayan dengan Cat Air

Mungkin saat ini Anda mulai sependapat dengan saya. Bahwa melukis dengan cat air adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Sulitkah? Ternyata tidak. Karya-karya cat air yang saya tampilkan dalam blog ini membuktikan bahwa cat air adalah media yang hebat untuk melukis obyek apapun.
Sis and Bro, ada yang berbeda di akhir pekan ini. Selepas sholat Shubuh dan mandi, jam 6 pagi saya sudah pergi ke kolam renang kompleks dan berenang selama 2 jam. Saya merasa sangat fit, walaupun akibatnya kulit saya tampak lebih gelap. But it’s okay, pria berkulit gelap itu eksotik kan?
Agar cerita Sabtu ini bermanfaat juga buat Anda, mari ikuti aktivitas saya melukis dengan cat air “Menerjang Ombak” yang sudah saya tampilkan hasilnya di posting yang lalu.
1. Membuat Sketsa (Sketching)
Saya selalu memulai lukisan saya dengan sketsa (after saying “Bismillah”, of course). Saya tidak menggambar sketsa secara detil. Hanya sekedar memberikan batasan ide (boundary) supaya tema lukisan tidak nge-lantur kemana-mana. Yang paling penting, sketsa juga membantu kita menentukan center of interest dari lukisan kita. Tidak perlu detil, tetapi tetap harus memperhatikan komposisi dan keseimbangannya. Gunakan pensil HB agar kertas tidak cepat kotor.
Kurang lebih, seperti inilah sketsa yang saya buat. Sederhana kan?
Sketsa Menerjang Ombak
2. Sapuan Basah (Washing)
Setelah menyelesaikan sketsa, saya lanjutkan dengan pewarnaan sapuan basah pada kertas basah (teknik wet-in-wet, masih ingat kan?, -red). Saya membasahi obyek yang akan saya warnai dengan air bening, setelah itu baru saya sapukan warna yang saya inginkan.
Saya mulai dengan mewarnai para nelayan beserta pakaian mereka, lalu perahu yang sedang mereka tarik, baru kemudian latar belakangnya, yaitu air dan langit. Pada pewarnaan cat air, Anda bebas memulai pewarnaan dari mana saja. Hanya, yang perlu diingat, pewarnaan harus dimulai dari cerah ke gelap karena sifat cat air yang transparan. (Jangan terbalik ya).
Washing Menerjang Ombak
Ada sebagian pelukis cat air yang melakukan total wet-in-wet. Yaitu dengan membasahi seluruh area kertas, dan menyelesaikan lukisan mereka dengan warna-warna yang diinginkan sebelum kertas itu kering.
Tapi tentu saja saya belum semahir itu. Jadi saya mulai teknik wet-in-wet ini per obyek. Total wet-in-wet atau partial wet-in-wet akan menghasilkan sapuan yang sama, yaitu sapuan warna-warna yang lembut dan tampak pudar.
Tentu saja Anda bebas memilih teknik wet-in-wet yang Anda suka. Silakan coba sendiri.
3. Pelapisan Warna (Glazing)
Nah, tahap terakhir adalah proses pelapisan warna. Di sinilah saya mulai berkonsentrasi.
Di sini kita mulai memberikan efek tiga dimensi dari obyek yang kita lukis. Membuat bayangan, dan menambahkan detilnya. Pada tahap inilah kita akan menyempurnakan lukisan kita. Jadi, nikmati saja prosesnya.
Saya gunakan kuning, orange, coklat dan hitam untuk warna kulit orang Indonesia.
Untuk menggambarkan warna kulit (skin tone) orang Indonesia yang cenderung berkulit sawo matang atau gelap, saya mengandalkan warna kuning, orange dan coklat.
Paduan phthallo dan ultramarin untuk menggambarkan perahu.
Untuk menggambarkan warna perahu saya gunakan warna biru phthallo, biru ultramarin dan ungu purple untuk memberi efek segar.
Terakhir, saya juga menggunakan warna biru phthallo untuk warna air, dan ultramarin untuk bayangannya, serta sedikit warna kelabu untuk menggambarkan pasir laut.
Karena kemampuan saya yang masih amatir, saya menghabiskan 2 jam untuk seluruh proses pewarnaan. Bagaimana dengan Anda?

Happy watercoloring!

14 komentar:

  1. Tks om, saya mo belajar seperti masa kecilku dulu,

    BalasHapus
  2. terimakasih ini sangat membantu sekali :-)

    BalasHapus
  3. Thanks buat tipsnya..


    www.smartkiosku.com

    BalasHapus
  4. Betul, banyak informasi yang menarik di blog ini, thank's gan

    BalasHapus
  5. wah likisanya menarik mas,,
    kreatif sekali,,

    BalasHapus